BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara Etimologis Geologi berasal
dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu,
Jadi Geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu
yang mempelajari planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan
sejarahnya.Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi,
pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi.
Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada dekade
1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton. Mereka
menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di sepanjang sejarah hidup
manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah rentang hidup manusia
dan bahwa umur planet Bumi hanya 6000 tahun. Hutton dan kawan-kawan telah
mempelajari batuan di sepanjang pesisirSkotlandia dan menyimpulkan bahwa setiap
formasi batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan lain, yang jauh
lebih tua. Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu terentang sangat
jauhmelebihi manusia mampu bayangkan. Penemuan tersebut merubah cara pandang
manusia terhadap Bumi, planet, bintang, dan juga terhadap kehadiran manusia itu
sendiri. Sesungguhnya, konsep waktu yang berdasarkan observasi formasi batuan
tersebut berakar dari prinsip paling dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip
keseragaman (uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern.
B.
Rumusan Masalah
1. Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi.
2. Pendekatan Waktu Geologi.
3. Penanggalan
Relatif.
4. Skala Waktu Geologi.
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Agar mengetahui tentang Waktu
Geologi.
2.
Memahami
tentang waktu geologi
BAB
II
PEMBAHASAN
SKALA WAKTU GEOLOGI
Pada awal era pembentukan
bumi terdapat empat era yaitu era prakambrium, kemudian era paleozoikum yang
terdiri dari zaman kambrium, zaman silur, zaman devon, zaman karbon dan zaman
prem. Lalu berlanjut ke era mesozoikum yang terdiri dari zaman trias, zaman
jura dan zaman kapur. Kemudian era berikutnya yaitu era kenozoikum atau era
neozoikum ya g terdiri dari zaman tersier dan zaman kwarter. Pada masa sekarang
ini bumi berada pada masa holosen muda. Diperkirakan manusia muncul 2 juta
tahun yang lalu.
Pada dasarnya
bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat diatas
permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada diatas
bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena itu untuk
mempelajari bumi maka dimensi “waktu” menjadi sangat penting, dengan demikian
mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula.
Terdapat 2
skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi.
Pertama,adalah Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan
berdasarkan atas urutan perlapisan batuan-batuan serta evolusi kehidupan
organisme dimasa yang lalu; Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik),
yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan
radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan. Skala relatif
terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu
geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri (absolut) berkembang belakangan
dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab
permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.
Umur
geologi merupakan skala umur yang menunjukkan jaman-jaman yang telah
berlangsung sejak bumi terbentuk hingga kehidupan saat ini. Masing-masing dari
jaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki fosil penciri yang disebut
fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
·
Memiliki rentang hidup yang
singkat
·
Penyebarannya luas
·
Tidak memiliki periode hidup yang
khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan cuaca apapun dalam satu jaman.
Skala Waktu Relatif
Umur
relatif ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif
terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif
tidak menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua
dan mana yang lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Prinsip-prinsip
yang digunakan dalam penentuan umur relatif antara lain :
a) Prinsip
kesejajaran atau superposisi: dalam kondisi normal, lapisan yang berada di
bawah lebih tua daripada lapisan di atasnya. Pada gambar di bawah, lapisan yang
paling tua ialah lapisan berwarna putih yang terletak paling bawah (gambar
kiri) sedangkan pada gambar kanan, lapisan tertua ialah lapisan berwarna hijau
muda yang terletak di sebelah kanan bawah (pada hanging wall sesar).
b) Prinsip
potong memotong: lapisan yang dipotong lebih tua daripada yang memotongnya.
Sesuatu yang memotong lapisan dapat berupa lapisan batuan lain (dike, batolit,
dll) atau berupa bidang diskontinuitas (sesar, rekahan, dll). Pada gambar di
atas, dike (kiri) dan sesar naik (kanan) lebih muda daripada lapisan yang
dipotongnya.
c) Prinsip
kesebandingan: membandingkan bentuk atau teksturnya seperti sutura fosil yang
bersifat sederhana (muda) atau kompleks (tua).
d) Prinsip kesejajaran
fosil: mengkorelasikan lapisan-lapisan yang mengandung fosil. Lapisan yang
fosilnya sejenis berarti memiliki rentang umur yang sama.
Sudah
sejak lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur bebatuan berdasarkan
angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu geologi secara
relatif. Skala waktu relatif dikembangkan pertama kalinya di Eropa sejak abad
ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala waktu relatif, sejarah bumi
dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang terbagi menjadi Era (Kurun), Era
dibagi-bagi kedalam Period (Zaman), dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala).
Nama-nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum tidak hanya sekedar kata yang
tidak memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli geologi, kata tersebut
mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai kunci dalam membaca skala waktu
geologi.
Sebagai
contoh, kata Zoikum merujuk pada kehidupan binatang dan kata “Paleo” yang
berarti purba, maka arti kata Paleozoikum adalah merujuk pada kehidupan
binatang-binatang purba, “Meso” yang mempunyai arti tengah/pertengahan, dan
“Keno” yang berarti sekarang. Sehingga urutan relatif dari ketiga kurun
tersebut adalah sebagai berikut: Paleozoikum, kemudian Mesozoikum, dan kemudian
disusul dengan Kenozoikum.
Sebagaimana
diketahui bahwa fosil adalah sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali,
seperti tulang, cangkang, atau daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak
(track), lubang-lubang (burrow) atau kesan daripada kehidupan masa lalu diatas
bumi. Para ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal sebagai
Paleontolog, yaitu seseorang yang mempelajari bentuk-bentuk kehidupan purba.
Gambar di atas adalah kumpulan foto
fosill yang menggambarkan kenaekaragaman dari evolusi kehidupan di atas bumi
sepanjang 600 juta tahun. Fosil yang tertua berada pada bagian bawah sedangkan
fosil termuda terletak dibagian atas. Ukuran dari setiap interval waktu
digambarkan secara proporsional untuk setiap zaman.
Tabel 1. Skala Waktu Geologi Relatif
Skala Waktu Absolut (Radiometrik)
Umur absolut ialah umur yang
ditunjukkan dengan suatu angka yang diperoleh dari pengukuran radioaktif. Jadi,
umur absolut ini langsung menunjukkan angka umurnya sehingga dapat diketahui
pada jaman apa batuan tersebut terbentuk. Untuk menentukan umur absolut,
terdapat dua metode, yaitu:
1. Metode menghitung, contohnya ialah
menghitung lingkaran tahunan, jumlah endapan atau sutura fosil, dan
sclerochronology (menghitung lapisan dari pertumbuhan organisme seperti
koral, kerang-kerangan, atau kayu yang membatu).
2. Metode isotop, misalnya ialah
radiokarbon atau C-14, kosmogenik (Cl-36, Be-10, He-3, Al-26),
atau Uranium series disequilibrium. Khusus untuk daun, metode yang cocok
ialah radiokarbon karena metode yang lain kesalahannya terlalu besar untuk
penentuan umur absolut daun. contoh dari metode isotop ini antara lain : metode
potassium-argon (K-Ar), kosmogenik, uranium series disequilibrium dan metode
Pb-210
Sebagaimana kita ketahui bahwa
bagian terkecil dari setiap unsur kimia adalah atom. Suatu atom tersusun dari
satu inti atom yang terdiri dari proton dan neutron yang dikelilingi oleh suatu
kabut elektron. Isotop dari suatu unsur atom dibedakan dengan lainnya hanya
dari jumlah neutron pada inti atomnya. Sebagai contoh, atom radioaktif dari
unsur potassium memiliki 19 proton dan 21 neutron pada inti atomnya (potassium
40); atom potassium lainnya memiliki 19 proton dan 20 atau 22 neutron
(potassium 39 dan potassium 41). Isotop radioaktif (the parent) dari satu unsur
kimia secara alamiah akan berubah menjadi isotop yang stabil (the daughter)
dari unsur kimia lainnya melalui pertukaran di dalam inti atomnya.
Perubahan dari “Parent” ke
“Daughter” terjadi pada kecepatan yang konstan dan dikenal dengan “Waktu Paruh”
(Half-life). Waktu paruh dari suatu isotop radioaktif adalah lamanya waktu yang
diperlukan oleh suatu isotop radiokatif berubah menjadi ½ nya dari atom
Parent-nya melalui proses peluruhan menjadi atom Daughter. Setiap isotop
radiokatif memiliki waktu paruh (half life) tertentu dan bersifat unik. Hasil
pengukuran di laboratorium dengan ketelitian yang sangat tinggi menunjukkan
bahwa sisa hasil peluruhan dari sejumlah atom-atom parent dan atom-atom
daughter yang dihasilkan dapat dipakai untuk menentukan umur suatu batuan.
GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran
atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi
akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.
Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi
(lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa
Bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa Bumi diukur dengan menggunakan
alat Seismometer. Moment magnitudo
adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter
adalah skala yang di laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di
ukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude. kedua skala yang sama selama
rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir
tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di
daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa Bumi terbesar
bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya.
Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada
tahun 2011 (per Maret 2011), dan
itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran
diukur pada modifikasi Skala Mercalli.
Jenis
Gempa Bumi :
Gempa Bumi ini disebabkan oleh
adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara
mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat
besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi,
getaran gempa Bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran
lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet
ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.
Gempa Bumi ini diakibatkan oleh
tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempa Bumi ini jarang
terjadi
Gempa Bumi ini biasanya terjadi pada
daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan
bersifat lokal.
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi
yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir
atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Gempa Bumi ini terjadi akibat adanya
aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar
gunung api tersebut.
Berdasarkan Kedalaman
1. Gempa bumi
dalam
Gempa bumi dalam adalah gempa bumi
yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi. Gempa
bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
2. Gempa bumi
menengah
Gempa bumi menengah adalah gempa
bumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan
bumi.gempa bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
3. Gempa bumi
dangkal
Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi
yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi
ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.
Berdasarkan Gelombang/Getaran Gempa
1. Gelombang
Primer
Gelombang primer (gelombang
lungitudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan
kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.
2. Gelombang
Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang
transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang
primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4-7 km/detik. Gelombang
sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.
Penyebab terjadinya gempa Bumi
Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang
dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin
lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana
tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat
itulah gempa Bumi akan terjadi.
Gempa Bumi biasanya terjadi di perbatasan
lempengan-lempengan tersebut. Gempa Bumi yang paling parah biasanya terjadi di
perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa
Bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan
litosfer
yang terjepit kedalam mengalami transisi
fase
pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa Bumi lain juga dapat terjadi karena
pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa Bumi
seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa Bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air
yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia
di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga
dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh.
pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky
Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan
peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa
Bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
Sejarah gempa Bumi besar pada abad
ke-20 dan 21
- 2 Juli 2013, Gempa Bumi Sumatra 2013 di
sepanjang NAD berskala 6.2 SR
- 11 April 2012, Gempa bumi di sepanjang Pulau Sumatera berskala 8.6 SR, berpotensi sampai Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Lampung. Gempa terasa sampai India.
- 11 Maret 2011, Gempa Bumi di Jepang, 373 km dari kota Tokyo
berskala 9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala
Richter, gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang
- 26 Oktober 2010, Gempa Bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter,
korban tewas ditemukan hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini
kemudian juga menimbulkan tsunami.
- 16 Juni 2010, Gempa Bumi 7,1 Skala Richter menggguncang
Biak, Papua.
- 7 April 2010, Gempa Bumi dengan kekuatan 7.2 Skala
Richter di Sumatera bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang, Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik
di beberapa daerah, belum ada informasi korban jiwa.
- 27 Februari 2010, Gempa Bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432
orang tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi
Samudera Pasifik yang menjangkau hingga Selandia Baru, Australia,
kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik dan Jepang dengan
dampak ringan dan menengah.
- 12 Januari 2010, Gempa Bumi Haiti dengan episenter dekat kota
Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban
meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan
tempat tinggal.
- 30 September 2009, Gempa Bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang
berasal dari pergeseran patahan
Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG
Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas
dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
- 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa
hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum
diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
Kerusakan akibat gempa Bumi di San
Francisco pada tahun 1906
Sebagian jalan layang yang runtuh
akibat gempa Bumi Loma Prieta pada tahun 1989
- 3
Januari 2009 - Gempa Bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter
di Papua.
- 12
Mei 2008 - Gempa Bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter
di Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan sedikitnya
80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.
- 12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9
Skala Richter
- 9 Agustus 2007 - Gempa Bumi 7,5 Skala Richter
- 6 Maret 2007 - Gempa Bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan
79 orang tewas [1].
- 27 Mei 2006 - Gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih
dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat
tinggal.
- 8 Oktober 2005 - Gempa Bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
- 26 Desember 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter
mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan
gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah
merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
- 26 Januari 2004 - Gempa Bumi dahsyat berkekuatan 7,7 skala Richter
mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420
jiwa.
- 26 Desember 2003 - Gempa Bumi kuat di Bam, barat
daya Iran berukuran 6.5 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
- 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
- 26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala
Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban
mencapai 13.000 orang.
- 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala
Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
- 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala
Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
- 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan
merenggut 1.171 nyawa.
- 30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala
Richter menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas.
- 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala
Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
- 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala
Richter dan menewaskan 1.000 orang.
- 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala
richter dan menewaskan 2.500 orang.
- 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala
Richter, merengut 50.000 nyawa.
- 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter
dan menyebabkan 25.000 kematian.
- 19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada
Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
- 16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala
Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
- 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan
sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu,
juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (BucureÅŸti).
- 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala
Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
- 4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala
Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
- 29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai
Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter,
menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
- 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan
menyebabkan 33.000 orang tewas.
- 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili dengan ukuran 8,3 pada skala
Richter, 28.000 kematian.
- 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter
dan menewaskan 50.000 orang.
- 1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter
dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
Akibat
Gempa Bumi
- Bangunan
roboh
- Kebakaran
- Jatuhnya
korban jiwa
- Permukaan
tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
- Tanah
longsor akibat guncangan
- Banjir
akibat rusaknya tanggul
- Gempa
di dasar laut yang menyebabkan tsunami
Cara
Menghadapi Gempa Bumi
Bila berada di dalam rumah:
- Jangan
panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau tempat
tidur.
- Bila
tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.
- Jauhi
rak buku, lemari dan kaca jendela.
- Hati-hati
terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang tergantung di
dinding dan sebagainya.
Bila berada di luar ruangan:
- Jauhi
bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik,
papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
- Usahakan
dapat mencapai daerah yang terbuka.
- Jauhi
rak-rak dan kaca jendela.
Bila berada di dalam ruangan umum:
- Jangan
panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang.
- Jauhi
benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela dan
sebagainya.
Bila sedang mengendarai kendaraan:
- Segera
hentikan di tempat yang terbuka.
- Jangan
berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan
penyeberangan.
- Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
- Ikuti
semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
Bila sedang berada di dalam lift:
- Jangan
menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik
menggunakan tangga darurat.
- Jika
anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol.
- Ketika
lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.
- Jika
anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone
jika tersedia.
- Berpeganganlah
dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak
- Bersikap
tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta
- Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan
Bila sedang berada di gunung/pantai:
- Ada
kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat
aman.
- Di
pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran
dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
Beri pertolongan:
- Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang
ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada
orang-orang berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
- Tempat-tempat
pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah. Pengungsian
perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada prinsipnya,
evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi
atau instansi pemerintah. Bawalah barang-barang secukupnya.
Dengarkan informasi:
- Saat
gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah
sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang
benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan
bertindak karena informasi yang tidak jelas.
SIKLUS
HIDROLOGI
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti
dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi,
evaporasi dan transpirasi.
Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut.
Pada perjalanan
menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau
langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah.
Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam
tiga cara yang berbeda:
- Evaporasi / transpirasi – Air yang
ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap
ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan
turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
- Infiltrasi / Perkolasi ke dalam
tanah – Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori
tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi
kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
- Air Permukaan – Air bergerak diatas
permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan
dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar.
Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.
Air permukaan,
baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air
bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke
laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen
siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di
bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
Siklus hidrologi diberi batasan sebagai suksesi tahapan-tahapan yang
dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer : evaporasi dari
tanah atau laut maupun air pedalaman, kondensasi untuk membentuk awan,
presipitasi, akumulasi di dalam tanah maupun dalam tubuh air, dan
evaporasi-kembali.
Presipitasi
dalam segala bentuk (salju, hujan batu es, hujan, dan lain-lain), jatuh ke atas
vegetasi, batuan gundul, permukaan tanah, permukaan air dan saluran-saluran
sungai (presipitasi saluran). Air yang jatuh pada vegetasi mungkin diintersepsi
(yang kemudian berevaporasi dan/atau mencapai permukaan tanah dengan menetes
saja maupun sebagai aliran batang) selama suatu waktu atau secara langsung
jatuh pada tanah (through fall = air tembus) khususnya pada kasus hujan dengan
intensitas yang tinggi dan lama. Sebagian presipitasi berevaporasi selama
perjalanannya dari atmosfer dan sebagian pada permukaan tanah. Sebagian dari
presipitasi yang membasahi permukaan tanah berinfiltrasi ke dalam tanah dan
bergerak menurun sebagai perkolasi ke dalam mintakat (zone) jenuh di bawah muka
air tanah. Air ini secara perlahan berpindah melalui akifer ke saluran-saluran
sungai. Beberapa air yang berinfiltrasi bergerak menuju dasar sungai tanpa
mencapai muka air tanah sebagai aliran bawah permukaan. Air yang berinfiltrasi
juga memberikan kehidupan pada vegetasi sebagai lengas tanah. Beberapa dari
lengas ini diambil oleh vegetasi dan transpirasi berlangsung dari stomata daun.
Setelah bagian
presipitasi yang pertama yang membasahi permukaan tanah dan berinfiltrasi,
suatu selaput air yang tipis dibentuk pada permukaan tanah yang disebut dengan
detensi permukaan (lapis air). Selanjutnya, detensi permukaan menjadi lebih
tebal (lebih dalam) dan aliran air mulai dalam bentuk laminer. Dengan
bertambahnya kecepatan aliran, aliran air menjadi turbulen (deras). Air yang
mengalir ini disebut limpasan permukaan. Selama perjalanannya menuju dasar
sungai, bagian dari limpasan permukaan disimpan pada depresi permukaan dan
disebut cadangan depresi. Akhirnya, limpasan permukaan mencapai saluran sungai
dan menambah debit sungai.
Air pada sungai
mungkin berevaporasi secara langsung ke atmosfer atau mengalir kembali ke dalam
laut dan selanjutnya berevaporasi. Kemudian, air ini nampak kembali pada
permukaan bumi sebagai presipitasi.
Sebagaimana
dapat dilihat dari Gambar dan penjelasan singkat tentang Siklus hidrologi
di atas, tangkapan daerah aliran sungai terhadap presipitasi merupakan keluaran
dari saling-tindak semua proses ini. Limpasan nampak pada sistem yang sangat
kompleks setelah pelintasan presipitasi melalui beberapa langkah penyimpanan
dan transfer. Kompleksitas ini meningkat dengan keragaman areal vegetasi,
formasi-formasi geologi, kondisi tanah dan di samping ini juga
keragaman-keragaman areal waktu dari faktor-faktor iklim.
Gangguan siklus hidrologi mengakibatkan banjir dan kekeringan,
karena air hujan yang seharusnya meresap ke dalam tanah menjadi “air larian”,
kata pakar air Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Budi
Santosa.
“Beban yang
harus diterima saluran atau sungai di hilir menjadi lebih besar. Gangguan
seperti ini bisa dilihat pada karakteristik sungai yang memiliki fluktuasi
aliran cukup besar,” katanya.
Ia menjelaskan
pada musim hujan debit aliran air sungai sangat besar bahkan terlalu besar,
tetapi pada musim kemarau debit aliran air sungai sangat kecil bahkan kering
sama sekali. Idealnya fluktuasi aliran sungai tidak terlalu besar atau hampir
seragam.
Aliran air
sungai pada musim kemarau berasal dari air di dalam tanah yang keluar dari mata
air. “Kontribusi terbesar aliran sungai pada musim kemarau sebenarnya dari mata
air,” katanya. Ia menduga banjir disebabkan menurunnya kapasitas saluran atau
sungai akibat proses sedimentasi, buangan sampah atau bangunan air yang
menghambat aliran.
Banjir yang
terjadi di musim penghujan, karena sebagian besar air hujan yang jatuh ke
permukaan tanah dialirkan sebagai “air larian” yang akan terbuang percuma ke
laut. “Ekses yang ditimbulkan adalah berkurangnya air yang meresap ke dalam
tanah yang berarti bahwa simpanan air di dalam tanah juga akan berkurang.”
“Padahal
simpanan air tersebutlah yang memberikan kontribusi terhadap aliran air pada
mata air dan sungai pada musim kemarau,” katanya. Banjir dan kekeringan yang
sering terjadi hampir setiap tahun khususnya di Jawa Tengah, telah menunjukan
adanya kerusakan lingkungan dalam skala yang cukup luas.
Banjir dan
kekerangan disertai pencemaran di beberapa bagian sungai merupakan gambaran suatu
krisis air yang sedang dan akan dihadapi pada masa mendatang. Usaha mengatasi
masalah banjir dan kekeringan adalah meningkatkan besaran resapan air ke dalam
tanah yang antara lain bisa dilakukan dengan menjaga kelestarian hutan dan
menghambat laju “air larian” melalui pembuatan sumur resapan.
Teori
Dasar Deformasi
Pada prinsipnya beban terhadap benda terdeformasi (Deformable
Body) adalah suatu gaya yang melakukan aksi terhadap benda padat sehingga
menyebabkan Causative Influences yang menyebabkan terjadinya deformasi.
Apabila suatu benda mengalami
deformasi maka dapat dilakukan analisis dengan 2 macam cara, yaitu:
Intrepretasi Fisik dan Analisis Geometri. Intrepretasi Fisik adalah proses
penerjemahan secara fisis terhadap sifat materi yang mengalami deformasi
tegangan (stress) yang terjadi pada materi, hubungan fungsional antara
beban dan deformasi yang terjadi dimana sifat materi yang terdeformasi terdiri
atas 2 macam, yaitu:
1. Rigid (Kaku) = Patah = Plastik.
2. Non-Rigid = Lentur = Elastik.
Deformasi adalah perubahan bentuk, posisi dan dimensi dari
suatu benda (Kuang, 1996). Sehingga berdasarkan definisi tersebut, deformasi
dapat diartikan sebagai perubahan kedudukan atau pergerakan suatu titik pada
suatu benda secara absolut maupun relatif (Ma’ruf, B., 2001). Sehingga analisis
deformasi adalah metodologi (hal-hal yang berkaitan metode) untuk menentukan
parameter-parameter deformasi. Ada 2 macam metode pendekatan yaitu
pendekatan geodetik dan pendekatan fisis. Ciri khas pendekatan geodetik adalah
penerapan konsep, sebagai berikut:
1. Pendekatan stokastik.
2. Penentuan posisi.
3. Kerangka referensi, sistem
referensi, kerangka koordinat dan sistem koordinat.
4. Kerangka dasar horisontal dan
vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran lebih.
BAB
III
PENUTUP
·
KESIMPULAN
Gempa
bumi memiliki efek berkepanjangan pada kehidupan masyarakat dan intelegensi.
Gempa bumi terjadi pada hari libur penting Katolik dan menghancurkan hampir
setiap gereja penting di kota, menyebabkan ketakutan dan ketertarikan antar
masyarakat dari nagara dan kota Katolik yang tulus dan setia, yang awalnya
merupakan pelindung utama Gereja. Teologs dan filsuf memfokuskan dan
mempertimbangkan pada penyebab dan pesan keagamaan, melihat gempa bumi sebagai manifestasi
kemarahan Tuhan. Apabila terjadi kejadian bencana, maka rasa panik, bingung dan
ketakutan akan segera menyerang. Tak jarang jatuhnya korban jiwa lebih karena
disebabkan ketakutan dan kepanikan yang terjadi bukan karena akibat langsung
dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal yang dapat dijadikan pedoman untuk
menghadapi terjadinya bencana supaya dapat menghindari adanya korban jiwa.
·
SARAN
Dengan
telah dibuatnya makalah ini yang berjudul “WAKTU GEOLOGI DAN GEMPA BUMI INI”
semoga dapat bermanfaat bagi kami khususnya selaku penyusun dan para pembaca
umumnya. Disamping itu dengan adanya
makalah ini semoga para pembaca dapat memahami betapa pentingnya kita menjaga
lingkungan untuk dapat menghindari bencana – bencana yang disebabkan oleh
kesalahan tingkah laku manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1024&bih=677&q=dampak+gempa+bumi+terhadap+kehidupan+manusia&aq=1&aqi=g3&aql=&oq=dampak+gempa+bumi+ter&fp=b982c502b59c367d
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=677&q=dampak+gempa+bumi+terhadap+kehidupan&aq=f&aqi=&aql=&oq=&fp=b982c502b59c367d
http://friends.smansakra.sch.id/blogs/entry/PENGERTIAN-GEMPA-dan-letak-indonesia
http://www.reindo.co.id/gempa/Reference/pengertian_gempa.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_Lisbon_1755#Dampak_pada_masyarakat_dan_filosofi